Adiwiyata sebagai Ajang Edukasi Cinta Lingkungan yang Berkelanjutan: Langkah Kecil Bersama untuk Dampak Besar
Adiwiyata sebagai Ajang Edukasi Cinta
Lingkungan yang Berkelanjutan:
Langkah Kecil Bersama untuk Dampak Besar
Dalam setahun
terakhir ini SMP Negeri 4 Kota Cirebon tengah bergegas membenahi lingkungan
sekolah dalam rangka mencanangkan program adiwiyata sebagai program
unggulannya. Program yang mengacu pada pendidikan lingkungan hidup ini tidak
hanya menitik beratkan pada kegiatan penghijauan dan tanam-menanam saja namun
juga membangun mental cinta lingkungan kepada seluruh warga sekolah.
Dengan lingkungan
yang hijau, dekat dengan alam dan penuh dengan suplai oksigen, diharapkan
penyelenggaraan pendidikan dapat dilakukan dengan nyaman dan mudah dalam
membentuk generasi yang cinta dan peduli akan lingkungan yang ada di
sekelilingnya. Agar program ini menjadi program unggulan yang berkelanjutan
maka dibutuhkan sinergi antar warga sekolah.
Awal proses
adalah hal yang paling berat untuk memulai, namun bukan tidak mungkin menjadi
fondasi yang kokoh untuk Langkah selanjutnya. Selain pembenahan dan penataan lingkungan
sekolah, Langkah awal yang menjadi penentu adalah tentang membangun mental
cinta lingkungan melalui edukasi dan pembiasaan. Langkah kecil yang dilakukan bersama
akan memberikan dampak yang massif dan membentuk karakter cinta lingkungan.
Pembinaan dilakukan
oleh wali kelas pada kelas perwaliannya, juga melalui kader adiwiyata per kelas
Bersama dengan duta lingkungan, wakasek kesiswaan Enok Nurhaeti, S.Pd dan ketua
program Adiwiyata Dra. Rodianah, M.Pd yang nantinya kader ini akan melanjutkan
edukasi tersebut pada teman-temannya di kelas.
Langkah kecil
ini dimulai dari yang terdekat namun berdampak besar yakni sampah. Seluruh waga
sekolah Bersama-sama mengurangi sampah minuman berkemasan plastic sekali pakai
dengan membawa tempat minum pribadi dan membawa bekal makanan dari rumah. Seluruh
pengajar dan tenaga kependidikan diberikan mug berstiker nama masing-masing dan
disediakan air minum dalam gallon agar penggunaan plastic kemasan minuman dapat
ditekan.
Pembenahan
selanjutnya adalah pada aspek pemilahan sampah yang sebelumnya belum
dioptimalkan. Tempat sampah yang tersedia pada saat awal adalah tempat sampah
organic dan sampah non-organik, dimana mayoritas warga sekolah belum membiasakan
membuang sampah sesuai dengan kategorinya dan keduanya berakhir pada tempat
pembuangan yang sama. Untuk menjembatani permasalahan ini dibuatlah 3 jenis tempat
sampah yakni untuk sampah organic, non-organic dan sampah Bahan Beracun dan
Berbahaya (B3) serta penyekatan sampah di pembuangan akhir. Penyediaan sarana ini
disertai dengan edukasi dan pembiasaan bagi seluruh warga sekolah terkait
pemilahan sampah.
Hal kecil
lainnya yang membawa dampak besar adalah Gerakan hemat listrik dengan mematikan
lampu, AC, kipas angin, atau peralatan lain yang tidak digunakan baik itu di
setiap ruang kelas, ruang guru, perpustakaan ataupun ruangan lainnya di setiap
sudut sekolah.
Dari Langkah
kecil yang dilaksanakan Bersama dan menjadi kebiasaan ini diharapkan dapat
menjadi kebiasaan yang dapat dilaksanakan dimanapun dan kapanpun serta menjadi fondasi
dasar untuk rencana pengembangan besar selanjutnya ke depan seperti pengelolaan
hidroponik dan kolam lele sebagai peluang kewirausahaan bagi siswa dan warga
sekolah, pengadaan mini zoo yang lebih lengkap serta kolaborasi dengan masyarakat
yang lebih luas yang dilaksanakan secara bertahap. (pen_Nurul)
Komentar
Posting Komentar